Dalam Panggung Exspresi ke VII ini, tampil berbagai atraksi kesenian yang diisi oleh group tari Galang Dance pimpinan Deslenda dengan judul tari Indang Bagalembong dan sanggar tari Galatiak Pitameh dengan tari Piring dan tari Takungkuang. Selain itu, juga diisi dua pelukis Sumatera Barat Jon Wahid dan Herimantojes yang melukis saat acara berlangsung. Yang diiringi oleh group Band KPJ Sakato dengan lagu-lagu populer oleh Yogi Astra dan Caca.
Panggung Exspresi ini merupakan bentuk dari respon para seniman Sumatera Barat terhadap alih fungsi Taman Budaya Sumatera Barat yang mana Orasi Budaya ini adalah salah satu bentuk penolakan seniman dan budayawan terkait rencana pembangunan hotel di lingkungan Taman Budaya Sumatera Barat.
Dr. Ardoni Yonas M. Si (Seniman, Budayawan dan Pecipta lagu Pacu Kudo Nasional) mengatakan. Sahabat, sekian puluh tahun yang lalu dalam usia 19 tahun, saya melintas gerbang Taman Budaya. Mata saya jelalatan melihat kelompok-kelompok orang yang sibuk melakukan kegiatan yang beragam. Ada Pak Darwis Loyang sedang melatih anak-anak menari.
“Ada Pak Wisran Hadi sedang mengarahkan pemain Anggun Nan Tongga. Ada Uda Des Monon, dkk. Yang sedang memainkan musik mengiringi tari group Indojati. Ada seseorang berambut gondrong memakai jas hitam kedodoran asik menekan-nekan tuts piano. Orang ini kemudian saya kenal dengan nama Da In Kagami. Ada Uda Rizal Tanjung sedang melatih anak-anak Elen English School main teater. Saya mendekat ke tempat latihan teater itu karena saya salah satu dari anak-anak Elen yang ikut berlatih. Saya bukan pemeran utama, kedua, ketiga atau keempat, melainkan figuran belaka, tidak seperti Boyke Sulaiman, Syarifuddin Arifin atau Zamzami”, Kata Ardoni
“Saya masih teringat, agak ke belakang ada tempat penari suami istri, Hardian Rajab dan Deslendra. Soal tari-menari ini banyak juga sanggar-sanggar yang aktif di Taman Budaya. Salah satu di antaranya adalah sanggar seorang pemuda yang suka memanggil dirinya “Ambo”, tapi lebih sering “Aden”. Eri Mefri, Sekarang tentu dia bukan pemuda lagi, petua malah. Taman Budaya “heboh” Oleh bunyi-bunyian, termasuk suara Dadang Leona yang sedang membaca puisi, bertanding keras dengan Asbon Budi Nan Haza dan Andria C. Tamsin’’, Ucap Ardoni melanjutkan orasinya.
Berekspresi Dalam Guyuran Hujan
